Kamis, 27 April 2017

pengertian disiplin kerja





DISIPLIN KERJA
A.    Pengertian Disiplin
Disiplin kerja merupakan dua kata yang memiliki pengertian sendiri-sendiri. Untuk itu, apabila ingin mengupasnya secara mendalam perlu mencermati pemahaman kedua kata tersebut.
1.      Menurut Handoko (2001), disiplin adaalah kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi.
2.      Menrut Heidjrachman dan Husnan (2002), disiplin adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap “perintah” dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada “perintah”
3.      Menurut Davis dalam Sinambela (2012), disiplin penerapan pengelolaan untuk memperteguh dan melaksanakan pedoman-pedoman organisasi.
Berdasarkan ketiga konsep diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah kepatuhan pada aturan atau perintah ditetapkan oleh organisasi.
Sementara itu, kata kedua adalah “kerja” sebagai kata dasar pada kata “pekerjaan”. Pengertian dari kerja sebagai berikut.
1.      Menurut Taliziduhu ndraha (1999), kerja adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh nilai positif dari aktivitas tersebut. Kerja diartikan sebagai proses penciptaan atau pembentukan nilai baru pada suatu unit sumber karya, pengubahan atau perubahan nilai pada suatu unit alat pemenuh kebutuhan yang ada.
2.      Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005), kerja disamping untuk memenuhi kebutuha hidup, juga mempunyai nilai terhadap lingkungan kerja/ perusahaan dan masyarakat luas.
Sebenarnya, kata “pekerjaan” mempunyai berbagai tafsiran yang demi kejelasaan dan ketepatan memerlukan definisiyang teliti. Akan tetapi untuk mendapatkan definisi yang tepat, ada istilah-istilah tambahan tertentu harus ditegaskan secara formal. Jadi disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan pegawai menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku atau juga kemampuan kerja seeorang untuk secara teratur, tekun secara terus menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan berlaku dengan tidak melanggar aturan aturan yang sudah ditetapkan[1].
Jadi, bisa dikatakan bahwa disiplin kerja itu merupakan suatu alat atau cara yang biasanya digunakan oleh seseorang pemimpin ataupun seorang manajer untuk memberikan informasi untuk para pegawai ataupun bawahannya agar bersedia mengubah perilaku mereka umtuk mengikuti perauran yang sudah ada. Maka dari itu disiplin kerja harus ditegakkan dalam suatu organisasi agar mendukung para karyawan menjadi karyawan yang baik nantinya, karena dengan tidak adanya displin kerja sebuah organisasi akan berantakan atau tidak beraturan dan menimbulkan dampak yang negatif bagi sebuah organisasi tersebut. Jangankan untuk organisasi untuk pelajar (mahasiswa) yang tidak mempunyai disiplin kerja maka menimbulkan banyak dampak seperti : malas ketika melakukan sesuatu pekerjaan karna sudah terbentuk sifat tidak disiplinnya.
Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya :
1.      Tujuan dan kemampuan,
2.      Teladan pimpinan
3.      Balas jasa
4.      Keadilan
5.      Waskat
6.      Sanksi hukuman
7.      Ketegasan dan
8.      Hubungan kemanusiaan.[2]
Sudah jelas bahwa tujuan dan kemampuan sangat mempengaruhi disiplin kerja, karna dengan tidak adanya tujuan yang jelas maka seseoarang karyawan juga akan ragu dalam melakukan tugasnya begitu pula dengan kemampuan yang mana dengan tidak adanya kemampuan maka karyawan tidak akan melakukan disiplin juga, tetapi jika karyawan memliki kemampuan maka dia akan tertarik dengan pekerjaan yang dia lakukan tersebut dan dengan sikap tertarik inilah yang akan menumbukan sikap disiplinnya. Pemimpin yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, dan berakhlaq yang baik juga akan menumbukan para kayawan atau bawahannya dengan sikap disiplin begitu pula sebaliknya. Gaji yang besar atau sesuai dengan pekerjaannya juga akan menumbuhkan semakin giatnya dan disiplinnya untuk melakukan tugasnya. Keadilan juga sangat penting bagi suatu organisasi, karna kita tahu bahwa setiap manusia ingin diperlakukan secara adil maka dari itu adil dapat menumbukan sikap disiplin. Waskat (pengawasan melekat) sangat mendukung karyawan untuk melakukan tindakan disiplin kerja, karna dengan waskat para karyawan diawasi ketika dia melakukan kesalahan dan dengan pengawasan itu dia akan melakukan sebaik-baiknya pekerjaan karna setiap karyawan tidak posisi nya jelek gara gara tindakan yang tidak disiplin. Sanksi hukuman juga sangat mendukng adanya sikap displin seseoarang karyawan, karena dengan adanya hukuman itu para karyawan tidak akan bermalas malasan ataupun meremehkan aturan-atuan yang telah ada tersebut. Ketegasan seseorang pemimpin akan mempengaruhi bawahannya dalam melakukan sikap disiplin, contohnya ketika pemimpin menemui bawahannya yang melanggar disiplin kerja dan dia menegurnya dengan tegas ataupun memberikan hukuman maka otomatis seoarang karyawan tidak akan melakukan untuk keduakalinya.
Sebenarnya, terdapat dua jenis bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif (mangkunegara, 2001)
a.       Disiplin Preventif
Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi pedoman dan aturan kerja yang ditetapkan oleh organisasi. Disiplin Preventif bertujuan untuk menggerakkan dan mengarahkan agar pegawai bekerja disiplin. Cara Preventif dimaksudkan untuk pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan organisasi. Pimpinan organisasi bertanggung jawab untuk membangun iklim organisasi yang mengarah pada penerapan disiplin yang preventif. Di sisi lain, para pegawai juga wajib mengetahui, memahami dan melaksanakan semua pedoman, peraturan bahkan Standar Operasi Prosedur (SOP) yang ditetapkan dalam organisasi. Oleh karena itu, disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Apabila sistem dalam organisasi baik, akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja[3].
Jadi, bisa dikatakan bahwa disiplin preventif itu suatu tindakan untuk mendorong para karyawan untuk taat kepada peraturan. Yang berarti untuk penjelasan pola sikap, tindakan dan prilaku yang diinginkan dari setiap anggota, untuk mencegah para karyawan berprilaku yang negatif. Dan letak keberhasilan disiplin preventif ini terletak pada individu para anggota organisasi.
b.      Disiplin korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya penggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkannya agar tetap mematuhi berbagai peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada organisasi. Dalam disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin akan diberikan sanksi yang bertujuan agar pegawai tersebut dapat memperbaiki diri dan mematuhi peraturan yang ditetapkan[4].
Dari  pengertian diatas sudah jelas bahwa disiplin korektif berbeda dengan disiplin preventif yang mana dalam disiplin korektif yang melanggarnya akan dikenanakan sanksi, yang mana pemberian sanksi ini bertahap dari yang ringan hingga yang berat, dan tujuan dari disiplin ini agar para karyawan melakukan tugasnya dengan benar.
B.  Tujuan Dan Manfaat Disiplin Kerja
Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan disiplin adalah salah satu metode untuk memelihara keteraturan tersebut. Tujuan utama disiplin adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu dan energi. Selain itu, disiplin mencoba untuk mencegah kerusakan atau kehilangan harta benda, mesin, peralatan dan perlengkapan kerja yang disebabkan oleh ketidakhati-hatian, sendau gurau atau pencurian. Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keteledoran yang disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan keterlambatan. Disiplin berusaha mencegah permulaan kerja yang lambat atau terlalu awalnya mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau kemalasan. Disiplin juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antara karyawan dan mencegah ketidaktaatan yang disebabkan oleh salah pengertian dan salah penafsiran[5].
Menurut Bejo Siswanto (2005) menguraikan bahwa maksud dan sasaran dari disiplin kerja adalah terpenuhinya beberapa tujuan seperti:
a.       Tujuan umum disiplin kerja. Tujuan umum disiplin kerja adalah demi kelangsungan perusahaan sesuai dengan motif organisasi bagi yang bersangkutan baik hari ini, maupun hari esok.
b.      Tujuan khusus disiplin kerja. Tujuan khusus anatara lain :
1.      Untuk para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan, serta kebijakan perusahaan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajeman;
2.      Dapat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya, serta mampu memberikan servis yang maksimum pada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya;
3.      Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana barang dan jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya;
4.      Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan;
5.      Tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang[6].
Jadi, sudah jelas bahwa tujuan disiplin kerja adalah untuk mengatur sikap para karyawan disuatu perusahaan atau organisasi ke yang laebih baik, sehingga akan berdampak yang positif pula baik dari perusahaan atau organisasi ataupun para karyawannya. Dan dari dampak inilah timbul manfaat dari disiplin kerja contohnya ketika seorang karyawan melaksanakan tugasnya dengan baik dan disiplin maka otomatis akan membawa manfaat bagi karyawan tersebut dimasa yang akan datang, seperti beiringnya waktu si karyawan akan mendapat promosi dan naik jabatan dan gaji nya pun bertambah, begitu pula perusahaan si karyawan tersebut akan cepat berkembang dengan adanya disiplin kerja karyawan.
Jadi, jika kita simak lagi bahwa hubungan antara karyawan dengan manajer atau bawahan dengan atasan sangatlah erat, karna keduanya mendukung terciptanya disiplin kerja, jadi bisa dikatakan juga bahwa karyawan dan manajer adalah subjek dari disiplin kerja sedangkan peraturan dalam perusahaan adalah objek dari disiplin kerja.




DAFTAR PUSTAKA

Edy Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya  Manusia. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Lijan Poltak Sinambela. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara.
Malayu S.P. Hasibuan. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi Aksara.



[1]Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016),hlm. 334-335
[2]Melayu S.P Hasibuan,Manajeman Sumber Daya Manusia,(jakarta: Bumi Aksara,2013),hlm.194
[3]Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016),hlm.336
[4] Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016),hlm.337
[5] Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya  Manusia.( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009),hlm.87-88
[6] Lijan Poltak Sinambela, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016),hlm.340-341

Tidak ada komentar:

Posting Komentar