MAKALAH
Security Metodologi Keamanan
Perbankan
Makalah Ini
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Komputer Perbankan
Dosen Pengampu
:
DI SUSUN
OLEH :
1. Habib Ahmarudin 1502100234
2. Renita wijayanti 1502100296
3. Yudho septian 1502100319
Jurusan
: Syariah
Program studi
: S1 Perbankan Syariah
Kelas
/semester : F/3
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin canggih, setiap orang dapat
dengan mudah dan cepat mengakses teknologi. Khususnya di dunia perbankkan
dengan segala fasilitas yang disediakan sudah sangat banyak bagi perusahaan
bank, pelayanan ini untuk memberi kenyamanan bagi nasabah.
Kegunaan komputer di
bidang perbankan untuk menghasilkan informasi bagi pihak manajemen bank sendiri
dan juga untuk meningkatkan pelayanan kepada pihak nasabah bank Saat ini dengan
dikenalnya E-Commerce, maka pelayanan transaksi secara online dapat diterapkan
dengan disediakannya ATM kemudian dengan penggunaan internet memudahkan
perbankan dalam melakukan pelayanan kepada nasabahnya melalui internet banking
dan sms banking.
Pesatnya perkembangan teknologi itu telah
membentuk masyarakat informasi internasional,termasuk di Indonesia. Sehingga
satu sama lain menjadikan belahan dunia ini menjadi sempit dan berjarak pendek
Berbisnis pun begitu mudahnya, seperti membalikkan telapak tangan.
Internet Banking
termasuk saluran terbaru e-Banking yang
memungkinkan nasabah melakukan transaksi via internet dengan menggunakan komputer/PC
atau PDA. Fitur transaksi yang dapat dilakukan sama dengan Phone Banking yaitu
informasi jasa/produk bank, informasi saldo rekening, transaksi pemindah bukuan
antar rekening.
pembayarannya
l. kartu kredit,
listrik, dan telepon,
pembeliannya
l. voucher dan tiket dan
transfer ke bank lain.
Kelebihan dari saluran
ini adalah kenyamanan bertransaksi dengan tampilan menu dan informasi secara
lengkap tertampang di layar komputer/PC atau PDA.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian pengamanan bank ?
2. Sistem keamanan bank yang baik ?
4. Sistem pengawasan bank ?
5. Masalah masalah dikeamanan bank ?
6. Fungsi dan tugas perbankan ?
7. Pengaaturan perbankan diindonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertin Keamanan Perbankan
Keamanan adalah keadaan
bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan
lain-lain. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk keamananan
nasional terhadap serangan teroris, keamanan
komputer terhadap hacker atau cracker,
keamanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial
terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya.
Pengertian Perbankan
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
JADI, Security Bank atau Keamanan Bank adalah sistem protokol keamanan yang
dibuat oleh bank untuk melindungi dan memelihara privasi dan keamanan nasabah
pada saat mengunjungi situs bank tersebut maupun pada saat bertransaksi.
Sehingga diharapkan dengan keamanan ini informasi maupun data yang dimiliki
oleh nasabah dapat terlindungi dengan aman. Namun, seiring era teknologi yang
semakin canggih akhir-akhir ini banyak terjadi lagi kasus pembobolan bank,
diantaranya kasus pembobol rekening ATM, pencurian data nasabah, dan
sebagainya. Oleh karena itu Bank Indonesia secara khusus telah meminta agar
seluruh bank untuk meningkatkan atau meng-update sistem keamananya.
ADAPUN Jasa jasa yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat antara lain :
ADAPUN Jasa jasa yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat antara lain :
Jasa Setoran : setoran
PDAM, Listrik, Telpon, Asuransi.
- Jasa Pembayaran : Pembayaran Gaji, Pensiun.
- Jasa Pengiriman Uang dalam negeri dan luar negeri (Transfer).
- Jasa Penagihan (Inkaso)
- Jasa Kliring.
- Jasa Penjualan dan Pembelian Mata Uang Asing.
- Jasa Penyimpanan Uang : Tabungan, Deposito.
- Jasa Penyimpanan Barang (Safety Box).
- Jasa Pinjaman Uang.
- Jasa Kartu Kredit.
- Jasa L/C (Letter of Credit).
- Jasa Bank Garansi dan Referensi Bank.
B.
Sistem Keamanan Yang Baik
Berbagai
layanan perbankan diberikan bank kepada nasabahnya demi kepuasan pelanggan.
Salah satunya layanan yang mulai banyak diirik masyakarat ini adalah layanan
internet banking. Dengan layanan ini,nasabah dapat melakukan berbagai macam
transaksi perbankan dengan lebih mudah, hanya dengan koneksi internet semata.
Hal ini mempermudah para nasabah, terutama mereka yang selalu sibuk dalam
mengelola keuangan mereka. Penggunaan akses internet dalam layanan ini
mengharuskan keamanan data selalu terjaga dari pihak yang tidak bertanggung
jawab. Oleh karena itu layanan jenis ini menggunakan berbagai metode keamanan
untuk menjaga privasi dan data nasabah. Pengamanan yang dilakukan biasanya
meliputi penggunaan Secure Socked Layer(SSL), kriptografi, kunci public,dan
digital signature. Para peretas telah menemukan cara menghadapi generasi
terbaru perangkat keamanan perbankan online yang dimiliki bank. Setelah masuk
ke situs nyata bank, pemegang rekening sebenarnya sedang ditipu tawaran
pelatihan dalam ‘upgrade sistem keamanan’ baru ini.
Uang nasabah kemudian berpindah dari akun nasabah ke peretas. Parahnya, proses ini tersembunyi dari pengguna. Para ahli mengatakan, nasabah sebaiknya mengikuti aturan resmi bank untuk menggunakan antivirus terbaru dan berwaspada. Perangkat seperti PINSentry dari Barclays dan SecureKey dari HSBC yang memiliki bentuk menyerupai kalkulator akan meminta pengguna memasukkan kartu atau kode untuk membuat kunci unik setiap kali masuk rekening dan hanya berlaku selama 30 detik kemudian kunci unik ini tak lagi bisa digunakan.
Metode ini membawa keamanan banking ke tingkat baru dalam menghadapi pencurian password. Tambahan pertahanan keamanan pun disediakan termasuk jika pengguna komputer itu sedang dibajak informasi passwordnya. Metode ini masih menawarkan tingkat perlindungan terbaik terhadap penipuan perbankan online. Meski perangkat chip dan pin menyulitkan pekerjaan peretas, para peretas sendiri telah meningkatkan permainan mereka. Kini, sebuah tes yang disaksikan BBC menunjukkan, bahkan dengan anti-virus terbaru sekalipun, ancaman masih ada. Tak ada risiko khusus untuk bank maupun individu. Dalam pengujian ini, sebagian besar software keamanan web yang berada dalam pengaturan standar tak melihat hal mencurigakan terhadap malware tak terlihat yang diciptakan di laboratorium pengujian software. Dari contoh diatas ada pula cara lain untuk menlindungi/meningkatkan keamanan sistem di perbankan yaitu dari pihak bank misalnya melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV, mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card, memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN, meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan, mengaudit sistem keamanan secara rutin, mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN, menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang. Lalu dari pihak nasabahnya sendiri : selalu waspada ketika bertransaksi di ATM untuk memperhatikan apakah ada alat skimmer ataupun penyadap lainnya, selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN, mengupayakan bertransaksi di ATM yang ada di dalam cabang bank, secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN, memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang jelas lebih aman.
Uang nasabah kemudian berpindah dari akun nasabah ke peretas. Parahnya, proses ini tersembunyi dari pengguna. Para ahli mengatakan, nasabah sebaiknya mengikuti aturan resmi bank untuk menggunakan antivirus terbaru dan berwaspada. Perangkat seperti PINSentry dari Barclays dan SecureKey dari HSBC yang memiliki bentuk menyerupai kalkulator akan meminta pengguna memasukkan kartu atau kode untuk membuat kunci unik setiap kali masuk rekening dan hanya berlaku selama 30 detik kemudian kunci unik ini tak lagi bisa digunakan.
Metode ini membawa keamanan banking ke tingkat baru dalam menghadapi pencurian password. Tambahan pertahanan keamanan pun disediakan termasuk jika pengguna komputer itu sedang dibajak informasi passwordnya. Metode ini masih menawarkan tingkat perlindungan terbaik terhadap penipuan perbankan online. Meski perangkat chip dan pin menyulitkan pekerjaan peretas, para peretas sendiri telah meningkatkan permainan mereka. Kini, sebuah tes yang disaksikan BBC menunjukkan, bahkan dengan anti-virus terbaru sekalipun, ancaman masih ada. Tak ada risiko khusus untuk bank maupun individu. Dalam pengujian ini, sebagian besar software keamanan web yang berada dalam pengaturan standar tak melihat hal mencurigakan terhadap malware tak terlihat yang diciptakan di laboratorium pengujian software. Dari contoh diatas ada pula cara lain untuk menlindungi/meningkatkan keamanan sistem di perbankan yaitu dari pihak bank misalnya melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV, mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card, memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN, meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan, mengaudit sistem keamanan secara rutin, mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN, menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang. Lalu dari pihak nasabahnya sendiri : selalu waspada ketika bertransaksi di ATM untuk memperhatikan apakah ada alat skimmer ataupun penyadap lainnya, selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN, mengupayakan bertransaksi di ATM yang ada di dalam cabang bank, secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN, memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang jelas lebih aman.
Ø Pengamanan Bank dari Perampokan
1. Pengamanan untuk mesin ATM.
a. Mesin ATM baik yang di dalam bank maupun
diluar bank, sebaiknya dikurangi volume jumlah uangnya dan jumlah mesin ATM nya
dari tiap-tiap kelompok ATM, misalnya satu mesin ATM untuk perharinya hanya
berisi kurang dari seratus juta rupiah atau kurang.Dan dalam kelompok Mesin ATM
tidak lebih dari 5 buah ATM untuk mencegah terjadinya pembobolan ATM
besar-besaran.
b. Pada Box penyimpan uang diberi chip
seperti chip telepon seluler yang bisa dideteksi melalui satelit dimana
keberadaanya, dan chip ini selalu diaktifkan sejak box penyimpan uang itu
diaktifkan di mesin ATM, sehingga sewaktu-waktu terjadi perampokan dan berhasil
membawa kabur box penyimpan uang ini, bisa dilacak keberadaanya sehingga
mempermudah pelacakan.
c. Mesin ATM diberi sinyal otomatis yang
memberikan tanda ke bank pusat atau ke saluran Kepolisian secara otomatis bila
terjadi benturan keras pada mesin, misalnya terjadi pemukulan, pembongkaran,
pengelasan, atau suara gaduh karena adanya usaha merampok mesin ATM, sehingga
tidak menunggu lama setelah sinyal terkirim maka kepolisian terdekat bisa
mengeceknya kelokasi secara langsung.
d. Mesin ATM diberikan alarm keras yang
terhubung dengan pengeras suara atau speaker, bila terjadi pemutusan
perkabelan,pemecahan kamera atau suara gaduh,pemukulan benda keras dan
sebagainya atas usaha perampok dalam membongkar mesin ATM.sehingga bisa mengundang
pehatian orang disekitarnya.
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal
dari Bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang Sedangkan menurut
undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan bank Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan bank Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.
Tiga faktor keamanan yang harus mendapat perlindungan dalam sistem keamanan
bank adalah
(1) Kerahasiaan (security),
(2) integritas (integrity), dan
(3) ketersediaan (availability).
Tujuan sistem keamanan
tersebut harus diimplementasikan pada saat pengembangan sistem aplikasi
perbankan. Langkah awalnya adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang potensial
terjadi pada saat penggunaan teknologi komputer atau teknologi informasi untuk
operasional perbankan. Para nasabah belakangan dihantui kekhawatiran yang
tinggi atas nasib simpanannya di bank menyusul peristiwa pembobolan rekening
via ATM di beberapa kota. Pihak perbankan tampaknya kini mulai memperbaiki
standar dan prosedur keamanannya.
D. Sistem Pengawasan Bank
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan sistem
pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan yakni pengawasan berdasarkan
kepatuhan (compliance based supervision) dan pengawasan berdasarkan
risiko (risk based supervision/RBS). Dengan adanya pendekatan RBS
tersebut, bukan berarti mengesampingkan pendekatan berdasarkan kepatuhan, namun
merupakan upaya untuk menyempurnakan sistem pengawasan sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengawasan perbankan. Secara bertahap,
pendekatan pengawasan yang diterapkan oleh BI akan beralih menjadi sepenuhnya
pengawasan berdasarkan risiko.
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based
Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan pemantauan
kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan ketentuan yang terkait dengan
operasi dan pengelolaan bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di masa
lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola
secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.
2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based
Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan pengawasan
yang berorientasi ke depan (forward looking). Dengan menggunakan
pendekatan tersebut pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada
risiko-risiko yang melekat (inherent risk)pada aktivitas fungsional bank
serta sistem pengendalian risiko (risk control system). Melalui
pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan bank untuk proaktif
dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang potensial timbul di bank.
Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko memiliki siklus pengawasan.
sistem keamanan yang dibuat telah memiliki tingkat keamanan yang tinggi
tetap saja masih tedapat beberapa kesalahan atau bug yang dapat dijadikan jalan
untuk dapat mengakses dan menembus sistem keamanan bank. Oleh karena itu solusi
yang akan ditawarkan dalam proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun sistem keamanan berlapis yaitu dengan menggunakan sistem
pengamanan dengan menerapkan penggunaan pasword berlapis sehingga jika seorang
hacker yang berniat membobol data maka orang tersebut harus bisa menembus
beberapa lapis keamanan yang tentunya hal ini bukan merupakan sesuatu yang
mudah dilakukan.
2. Melakukan update sistem secara rutin dan berkala, maksudnya adalah
administrator akan melakukan evaluasi sistem secara rutin dan berkala untuk
mengevaluasi jika masih ada kesalahan yang terdapat pada sistem sehingga
diharapkan nantinya sistem tidak lagi memiliki celah yang dapat dijadikan jalan
oleh para hacker untuk membobol sistem dari bank itu sendiri.
3. Memasang alat anti skimming di setiap atm sehingga orang – orang yang
berniat memesang alat skimmer pada atm tidak dapat digunakan karena fungsi dari
alat anti skimmer ini untuk mencegah pemasangan skimmer tersebut.
4. Melakukan pemeriksaan rutin di
setiap atm – atm, hal ini bertujuan agar anti skimmer yang di pasangkan tidak
dirusak oleh oknum – oknum yang bertujuan jahat. Pemeriksaan rutin ini juga
bertujuan untuk memeriksa apakah atm tersebut tidak terdapat skimmer yang telah
dipasangkan sebelumnya.
3.
Hasil yang diharapkan
Dengan adanya proyek
ini maka hasil yang diharapkan adalah :
1. Nasabah tidak lagi merasa takut untuk menggunakan pemanfaatan teknologi
yang diberikan dalam melakukan kegiatan transaksinya seperti fasilitas internet
banking, mobile banking dll.
2. Untuk mengurangi tindak kriminal seperti pembobolan dana atau pencurian
saldo tabungan.
3. Dengan jaminan tingkat keamanan yang diberikan diharapkan dapat menarik
ketertarikan nasabah agar mau menyimpan uangnya ke bank.
4. Dengan dilakukannya upgrade sistem maka diharapkan sistem keamanan yang
dimiliki oleh setiap bank dapat memberikan jaminan keamanan yang memadai,
sehingga jika kedepannya masih di temukan kesalahan dapat ditutupi sehingga
sistem keamanan tersebut tidak terdapat lagi kesalahan.
4.
Solusi Meningkatkan Keamanan Transaksi Perbankan
- Pihak Bank :
- Melengkapi ATM dengan pengaman tambahan seperti anti-skimmer, pad cover dan kamera CCTV
- Mengganti teknologi kartu dari magnetic stripe ke chip card
- Memeriksa mesin ATM secara berkala, terutama adanya pemasangan alat-alat penyadap PIN
- Meningkatkan monitoring terhadap transaksi-transaksi yang mencurigakan
- Mengaudit sistem keamanan secara rutin
- Mengedukasi dan mengingatkan nasabah akan pentingnya menjaga keamanan PIN
- Menyiapkan strategi keamanan jangka pendek, menengah dan panjang
- Pihak Nasabah :
- Selalu waspada ketika bertransaksi di ATM untuk memperhatikan apakah ada alat skimmer ataupun penyadap lainnya
- Selalu menjaga kerahasiaan nomor PIN
- Mengupayakan bertransaksi di ATM yang ada di dalam cabang bank
- Secara berkala, misalnya 2-3 bulan sekali, mengganti PIN
- Memindahkan cara transaksi ke Internet banking yang menggunakan token, yang jelas lebih aman.
- Pihak Bank Indonesia :
- Menyiapkan standar penggunaan teknologi chip card untuk kartu ATM
- Mewajibkan bank mengaudit sistem keamanan secara berkala
- Menjaga hasil audit dari kebocoran
- Melakukan edukasi pada masyarakat
- Menyiapkan strategi keamanan perbankan nasional dalam jangka pendek, menengah dan panjang
E. Masalah masalah dalam
keamanan bank
Bank
merupakan salah satu fasilitas vital yang disediakan oleh negara untuk
menyimpan uang para nasabahnya, melakukan transaksi perbankan ataupun non
perbankan dan transaksi keuangan lainnya. Bank selain vital juga memiliki
sistem keamanan yang sangat krusial. Mereka harus menyediakan sistem keamanan
yang super ketat dan terawasi 24 jam. Karena uang adalah salah satu hal
tersensitif oleh karena itu keamanan bank sangatlah penting. Tentunya keamanan
tersebut diawasi oleh orang-orang yang berkompeten di bidang komputerisasi
perbankan juga dengan server-server yang terhubung oleh seluruh cabang bank itu
sendiri di seluruh indonesia bahkan mancanegara yang tentunya selalu terawasi24jam.
Tetapi sayangnya keamanan tersebut semakin hari semakin lemah. Zaman sekarang tidak sedikit orang yang sudah menjadi korban pencucian uang, rekening bank yang di bobol, kasus penipuan dan masih banyak lagi. Tentunya hal tersebut menurut saya tidak hanya merugikan si nasabah melainkan citra dari perusahaan bank tersebut. Secara otomatis kenyamanan para nasabah cenderung menurun ketika ada berita penipuan, pembobolan bank, pencucian uang dengan bank yang dimaksud. Kelalaian mungkin bisa terjadi tetapi semakin kesini semakin terlihat bahwa kelalaian tersebut bersifat sengaja. Bukan karena faktor human error melainkan aksi sabotase karena konspirasi pegawai bank tersebut dari levelmanapun.
Tetapi sayangnya keamanan tersebut semakin hari semakin lemah. Zaman sekarang tidak sedikit orang yang sudah menjadi korban pencucian uang, rekening bank yang di bobol, kasus penipuan dan masih banyak lagi. Tentunya hal tersebut menurut saya tidak hanya merugikan si nasabah melainkan citra dari perusahaan bank tersebut. Secara otomatis kenyamanan para nasabah cenderung menurun ketika ada berita penipuan, pembobolan bank, pencucian uang dengan bank yang dimaksud. Kelalaian mungkin bisa terjadi tetapi semakin kesini semakin terlihat bahwa kelalaian tersebut bersifat sengaja. Bukan karena faktor human error melainkan aksi sabotase karena konspirasi pegawai bank tersebut dari levelmanapun.
Berikut beberapa
kasus yang dimaksut :
1. Pembobolan
kantor kas BRI Tamini Square sebesar Rp 29 miliar, melibatkan supervisor bank
berinisial AM dan 4 tersangka lain. Modusnya membuka rekening atas nama
tersangka lain, kemudian mentransfer uang ke dalam rekening yang kemudian
ditukar dalam bentuk dolar.
2. Pembobolan yang dilakukan mantan relationship
manager Citigold Citibank, Malinda Dee. Malinda Dee menarik dana nasabah tanpa
sepengetahuan pemilik melalui slip penarikan kosong yang sudah ditandatangani
nasabah. Nilai kerugian sebesar Rp4,5 miliar.
3. Terjadi
Panin Bank dengan modus penggelapan dana nasabah yang dilakukan Kepala Operasi
Panin Bank. Kejahatan ini dilakukan Kepala Operasional Panin Bank Cabang Metro
Sunter, MAW, dengan kerugian Rp2,5 miliar.
4. Terjadi
di Bank BNI, dengan modus mengirimkan berita telex palsu. Isinya berupa
perintah untuk memindahkan slip surat keputusan membuka rekening peminjaman modal
kerja. Perkara ini melibatkan wakil pimpinan BNI di sebuah cabang Depok. Namun
kasus ini berhasil dicegah karena sistem bank berhasil menghentikan transaksi
itu.
5. Pencairan deposito dan nasabah tanpa
sepengetahuan pemiliknya di Bank Mandiri. Modusnya memalsukan tanda tangan di
slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang
dilaporkan 1 Februari 2011 dengan nilai kerugian Rp18 miliar. Polisi menetapkan
lima tersangka, Salah satunya costumer service
Dari sekian kasus tersebut rata-rata terdapat di bank tempat dimana banyak sekali orang melakukan transaksi. Melibatkan para pegawai yang bahkan supervisor atau petinggi-petinggi bank tersebut yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Beruntungnya para bank-bank tersebut masih tetap mendapatkan kepercayaan di hati para nasabah-nasabahnya. Yaitu dengan meminimalisir tindakan pembobolan dan money laundry tersebut agar tidak terulang kembali.
Dari sekian kasus tersebut rata-rata terdapat di bank tempat dimana banyak sekali orang melakukan transaksi. Melibatkan para pegawai yang bahkan supervisor atau petinggi-petinggi bank tersebut yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada bawahannya. Beruntungnya para bank-bank tersebut masih tetap mendapatkan kepercayaan di hati para nasabah-nasabahnya. Yaitu dengan meminimalisir tindakan pembobolan dan money laundry tersebut agar tidak terulang kembali.
Berikut adalah beberapa penanganan yang
dimaksud:
1. Hukum
negara yang kurang tegas terhadap kasus ini. Indonesia seharusnya memberikan
sanksi yang tegas kepada siapa saja yang melakukan penipuan, pembobolan dalam
bidang keuangan. Pasal-pasal yang dikenakan selain tentang korupsi karena
mereka memakai uang orang lain, mereka bisa dikenakan pasal penipuan, pasal IT
tentang pembobolan tersebut dengan menggunakan kode-kode perbankan. Dan hukum
negara seharusnya tidak tergoda dengan sogokan-sogokan yang bermaksud untuk
menghindari hukuman dari apa yang sudah diperbuat oleh si pelaku.
2. Lemahnya
sistem pengawasan Bank Indonesia (BI) mengingat keterbatasan SDM sehingga
mereka mengalami kesulitan mengawasi kantor-kantor cabang terutama di
daerah-daerah, meskipun di daerah itu terdapat kantor perwakilan BI. Dalam hal
ini, bank sentral itu mestinya bisa menggunakan instrumen forum bankir di
daerah untuk memperbaiki kontrol internal bank.
3. Lemahnya koordinasi BI pusat dan daerah.
Fungsi monitoring BI hanya mengandalkan laporan bank itu. Akses BI ke informasi
bank sangat terbatas sehingga jika terjadi pembobolan, sudah terlambat bagi BI
untuk melakukan sesuatu. Kondisi inilah yang perlu dibenahi, artinya ke depan
BI tidak boleh hanya mengandalkan laporan dari bank, namun harus proaktif
menggali informasi di luar laporan bank.
4. Lebih
mengawasi sistem keamanan bank tersebut dari pihak bank maupun dari nasabah.
Lalu memperketat pengawasan terhadap siapapun yang menyebarkan uang palsu,
mengarahkan kepada seluruh masyarakat Indonesia lebih peka terhadap uang asli
supaya tidak tertipu dan selalu memantau setiap transaksi bank dan segera
melaporkan pihak bank jika terjadi keanehan di dalam rekening anda. Semisal
bunga bank yang tak terlihat, saldo sering berkurang drastis. Dan juga
menanamkan diri kita untuk menjaga kerahasiaan password dan segala hal-hal yang
bersifat pribadi di bidang keuangan meskipun masih dalam lingkup sanak saudara.
5. Semoga
keamanan bank terus ditingkatkan pengawasannya karena bank adalah salah satu
fasilitas negara yang sangat penting dan berhubungan dengan sistem perekonomian
negara. Kerahasiaan, keamanan dan pengawasan sangat penting dijaga dimanapun
dan kapanpun kita bertransaksi keuangan.
Dalam
hal ini saya akan memposisikan diri saya sebagai korban atau pihak yang
dirugikan dalam kasus pembobolan ATM. Kasus-kasus pembobolan ATM di antaranya
melalui via sms dengan modus mendapat undian berhadiah, call center palsu, dan
paling terbaru saat ini yaitu melalui skimmer. Namun banyak masyarakat
yang belum mengetahui, apa skimmer itu? Skimmer adalah alat pembaca dan penulis
kartu magnetik. Skimmer bisa menyalin seluruh data dari ATM kita kemudian
mentransfernya ke kartu lain yang masih kosong. Cara kerjanya mirip alat
pengganda compact disk (CD) writer pada komputer yang mampu membaca CD berisi
data, kemudian menyalinnya ke CD lain yang masih kosong. Isinya akan sama
persis dengan CD aslinya.
Lalu bagaimana cara kerja alat skimmer pada
mesin ATM? Pelaku biasanya menempatkan alat skimmer miliknya di mesin ATM. Saat
nasabah melakukan transaksi dengan mesin ATM yang telah disusupi skimmer, secara
otomatis alat ini akan menyalin seluruh data dari kartu ATM si nasabah. Selain
skimmer, pelaku juga menempatkan satu kamera kecil tersembunyi (hidden cam)
untuk merekam nomor PIN si nasabah. Kamera biasanya diletakkan di pinggiran
kotak brosur, bahkan ada yang sengaja memasang di atas layar ATM sehingga
dengan leluasa dapat merekam aktivitas yang terjadi di atas tombol penekan PIN.
Jadi, saat nasabah menekan tombol PIN-nya, otomatis akan termonitor dan
direkam. Lengkap sudah, pelaku bisa memiliki data dari kartu ATM si nasabah
sekaligus nomor PIN-nya. Kemudian, dengan gampang ia tinggal menggunakan kartu
hasil kloning dan PIN nasabah untuk menguras habis isi rekening tersebut.
Ini
mengakibatkan kepanikan di kalangan masyarakat, khususnya bagi pengguna ATM.
Apalagi orang yang paling dirugikan adalah para nasabah bank
bersangkutan dimana mereka menggunakan mesin ATM tersebut, karena dengan
seketika uang mereka akan raib atau hilang begitu saja. Bahkan untuk nasabah
yang memiliki simpanan uang yang banyak, pasti akan sangat shock ketika
mengetahui simpanannya telah raib oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Untungnya secara resmi Bank Indonesia telah mengeluarkan sikap agar para
nasabah korban pembobolan tersebut diganti semua kerugiannya oleh pihak bank, karena
bank tersebut merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas pembobolan
tersebut. Tapi, yang menjadi keraguan kita apakah pihak bank mau untuk
mengganti sespenuhnya kerugian nasabah? Kita tidak tahu!
Dan di bawah ini Ada Beberapa Tips Menghindari
Skimmer
1. Amankan
selalu nomor pin anda
2. Teliti
dengan seksama mesin atm yang akan digunakan
3. Jangan
pernah meninggalkan kartu atm anda di mesin bila sewaktu-waktu macet dan tidak
mau keluar
4. Biasakan
berbelanja dengan uang tunai jangan percaya begitu saja dengan fasilitas
electronic data capture (EDP)
F. Metodologi Perbankan
Metode
pengumpulan data yang diterapkan dalam pengumpulan data untuk artikel
pembahasan masalah pada Penerapan Teknologi Internet Bankning adalah dengan
metode pungumpulan data secara random yaitu melalui media elektronik yaitu
internet, kemudian setelah data yang di peroleh telah cocok dengan pembahasan
pada artikel maka di lakukan editing yaitu sebelum data diolah data tersebut di
edit terlebih dahulu. Dengan kata lain, data atau keterangan yang telah
dikumpulkan dalam bentuk file atau catatan di baca terlebih dahulu kemudian
diperbaiki, jika disana masih terdapat hal – hal yang salah atau yang masih
meragukan.
Ø Solusi Pemecahan Masalah
Dalam kasus ini masalah yang sering dihadapi dalam penerapan teknologi
informasi pada sistem perbankan adalah masalah keamanan. Oleh karena itu untuk
dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan teknologi maka pemecahan
masalahnya harus pula dipecahkan dengan peningkatan dari sistem keamanan teknologi
tersebut.
G.
Fungi dan tugas perbankan
Bidang Pengawasan Sektor Perbankan mempunyai fungsi
penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi pada
sektor perbankan.
Dalam melaksanakan fungsi Bidang Pengawasan Sektor Perbankan
menyelenggarakan tugas pokok:
1. Melakukan penelitian dalam rangka mendukung pengaturan
bank dan pengembangan sistem pengawasan bank;
2. Melakukan pengaturan bank dan industri perbankan;
3. Menyusun sistem dan ketentuan pengawasan bank;
4. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan bank;
5. Melakukan penegakan hukum atas peraturan di bidang
perbankan;
6. Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi terhadap
penyimpangan yang diduga mengandung unsur pidana di bidang perbankan;
7. Melaksanakan remedial dan resolusi bank yang memiliki
kondisi tidak sehat sebagai tindak lanjut dari hasil pengawasan bank yang
normal;
8. Mengembangkan pengawasan perbankan;
9. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perbankan; dan
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan
Komisioner.
H. Pengaturan Perbankan di Indonesia
Pengaturan perbankan di Indonesia memiliki beberapa fungsi utama :
1.
Untuk tujuan moneter, pengaturan
perbankan diarahkan untuk tujuan moneter, ditujukan untuk mendorong stabilitas
moneter di Indonesia. Hal ini mengingat masih dominannya perbankan sebagai
sumber pembiayaan investasi.
2.
Untuk tujuan pengawasan terhadap
industri perbankan. Pengaturan perbankan untuk tujuan pengawasan adalah dalam
rangka menjaga keamanan dan kesehatan bank maupun kesehatan system keuangan
secara keseluruhan, melindungi nasabah, dan menjaga stabilitas pasar uang serta
mendorong system perbankan yang efisien dan kompetitif.
3.
untuk tujuan pembangunan. Pengaturan
perbankan untuk tujuan pencapaian program pembangunan diarahkan agar perbankan
nasional dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada masa
pembangunan.
BAB IV. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan teknologi internet banking
sebaiknya para nasabah diharuskan untuk lebih berhati - hati lagi ketika
menggunakan fasilitas internet banking ini terutama jika penggunaan di tempat -
tempat umum karena hal ini sangat membuka peluang bagi para pembobol atau para
hacker untuk lebih mudah mencuri data - data pribadi para nasabah. sebaiknya
dari pihak bank pun agar lebih meningkatkan pelayanan keamanaan dari segi
teknologi karena jika para nasabah sudah berhati - hati tetapi dari segi
pelayanan keamanan bank masih kurang maka para hacker pun masih dapat dengan
mudah mencuri atau mengakses data - data pribadi nasabah dan bahakn
melakukan transaksi.
Dalam kasus pembolan yang sering terjadi ini, karena di akibatkan pula oleh kelalaian dari si nasabah karena kebanyakan nasabah tidak berhati - hati ketika mengakses e-banking menggunakan wifi atau hot spot di tempat - tempat umum, kadang kala ketika sedang melakukan kegiatan transaksi akan muncul di layar komputer sebuah notifikasi yang mengharuskan user untuk mengklik tombol oke atau pun untuk mengisi data - data pribadi. hal ini sebaiknya diperhatikan terlebih dahulu karena mungkin saja notifikasi tersebut adalah permintaan untuk memberi izin orang lain untuk dapat mengakses data - data pribadi. sehingga jiga notifikasi tersebut telah disetujui maka, otomatis para hacker dengan leluasa dapat mengakses data para nasabah tersebut.
Dalam kasus pembolan yang sering terjadi ini, karena di akibatkan pula oleh kelalaian dari si nasabah karena kebanyakan nasabah tidak berhati - hati ketika mengakses e-banking menggunakan wifi atau hot spot di tempat - tempat umum, kadang kala ketika sedang melakukan kegiatan transaksi akan muncul di layar komputer sebuah notifikasi yang mengharuskan user untuk mengklik tombol oke atau pun untuk mengisi data - data pribadi. hal ini sebaiknya diperhatikan terlebih dahulu karena mungkin saja notifikasi tersebut adalah permintaan untuk memberi izin orang lain untuk dapat mengakses data - data pribadi. sehingga jiga notifikasi tersebut telah disetujui maka, otomatis para hacker dengan leluasa dapat mengakses data para nasabah tersebut.
Adapun hal yang
sebaiknya dilakukan oleh pihak bank dalam upaya peningkatan pelayanan keamanan
terhadap akses internet banking adalah dengan meningkatkan lagi tingkat
keamanan yaitu barangkali dengan menambahkan opsi untuk mengisi hal - hal yang
penting yang hanya diketahui oleh user atau nasabah itu sendiri. hal ini
bertujuan supaya lebih mengurangi lagi angka pembobolan melalui internet
banking.
Daftar Pustaka
http://teknologi.inilah.com/read/detail/1829055/peretas-kian-cerdas-lampaui-sistem-keamanan-bank
http://vicamaharani.blogspot.com/2012/04/sistem-keamanan-bank.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/1784678-12-langkah-pengamanan-bank
http://vicamaharani.blogspot.com/2012/04/sistem-keamanan-bank.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/1784678-12-langkah-pengamanan-bank
http://www.lawskripsi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=136&Itemid=136
Tidak ada komentar:
Posting Komentar